Sunday 21 December 2014
Tuesday 14 October 2014
Thursday 9 October 2014
Thursday 2 October 2014
Wednesday 10 September 2014
Wednesday 27 August 2014
Tuesday 19 August 2014
Monday 11 August 2014
Arsitektur
Arsitektur
adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lanskap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
Menurut
Vitruvius di dalam bukunya De Architectura (yang merupakan sumber tertulis paling tua yang masih ada hingga sekarang), bangunan yang baik haruslah memilik Keindahan / Estetika (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan / Fungsi (Utilitas); arsitektur dapat dikatakan sebagai keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur harus mencakup pertimbangan fungsi, estetika, dan psikologis. Namun, dapat dikatakan pula bahwa unsur fungsi itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika maupun psikologis.
Arsitektur adalah holak, termasuk di dalamnya adalah matematika, sains, seni, teknologi, humaniora, politik, sejarah, filsafat, dan sebagainya. Mengutip Vitruvius, "Arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses belajar: dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni". Ia pun menambahkan bahwa seorang arsitek harus fasih di dalam bidang musik, astronomi, dsb. Filsafat adalah salah satu yang utama di dalam pendekatan arsitektur. Rasionalisme, empirisisme, fenomenologi strukturalisme, post-strukturalisme, dan dekonstruktivisme adalah beberapa arahan dari filsafat yang memengaruhi arsitektur.
Sejarah
Arsitektur lahir dari dinamika antara kebutuhan (kebutuhan kondisi lingkungan yang kondusif, keamanan, dsb), dan cara (bahan bangunan yang tersedia dan teknologi konstruksi). Arsitektur prasejarah dan primitif merupakan tahap awal dinamika ini. Kemudian manusia menjadi lebih maju dan pengetahuan mulai terbentuk melalui tradisi lisan dan praktik-praktik, arsitektur berkembang menjadi ketrampilan. Pada tahap ini lah terdapat proses uji coba, improvisasi, atau peniruan sehingga menjadi hasil yang sukses. Seorang arsitek saat itu bukanlah seorang figur penting, ia semata-mata melanjutkan tradisi. Arsitektur Vernakular lahir dari pendekatan yang demikian dan hingga kini masih dilakukan di banyak bagian dunia.
Permukiman manusia di masa lalu pada dasarnya bersifat rural. Kemudian timbullah surplus produksi, sehingga masyarakat rural berkembang menjadi masyarakat urban. Kompleksitas bangunan dan tipologinya pun meningkat. Teknologi pembangunan fasilitas umum seperti jalan dan jembatan pun berkembang. Tipologi bangunan baru seperti sekolah, rumah sakit, dan sarana rekreasi pun bermunculan. Arsitektur Religius tetap menjadi bagian penting di dalam masyarakat. Gaya-gaya arsitektur berkembang, dan karya tulis mengenai arsitektur mulai bermunculan. Karya-karya tulis tersebut menjadi kumpulan aturan (kanon) untuk diikuti khususnya dalam pembangunan arsitektur religius. Contoh kanon ini antara lain adalah karya-karya tulis oleh Vitruvius, atau Vaastu Shastra dari India purba. Di periode Klasik dan Abad Pertengahan Eropa, bangunan bukanlah hasil karya arsitek-arsitek individual, tetapi asosiasi profesi (guild) dibentuk oleh para artisan / ahli keterampilan bangunan untuk mengorganisasi proyek.
Pada masa Pencerahan, humaniora dan penekanan terhadap individual menjadi lebih penting daripada agama, dan menjadi awal yang baru dalam arsitektur. Pembangunan ditugaskan kepada arsitek-arsitek individual - Michaelangelo, Brunelleschi, Leonardo da Vinci - dan kultus individu pun dimulai. Namun pada saat itu, tidak ada pembagian tugas yang jelas antara seniman, arsitek, maupun insinyur atau bidang-bidang kerja lain yang berhubungan. Pada tahap ini, seorang seniman pun dapat merancang jembatan karena penghitungan struktur di dalamnya masih bersifat umum.
Bersamaan dengan penggabungan pengetahuan dari berbagai bidang ilmu (misalnya engineering), dan munculnya bahan-bahan bangunan baru serta teknologi, seorang arsitek menggeser fokusnya dari aspek teknis bangunan menuju ke estetika. Kemudian bermunculanlah "arsitek priyayi" yang biasanya berurusan dengan bouwheer (klien)kaya dan berkonsentrasi pada unsur visual dalam bentuk yang merujuk pada contoh-contoh historis. Pada abad ke-19, Ecole des Beaux Arts di Prancis melatih calon-calon arsitek menciptakan sketsa-sketsa dan gambar cantik tanpa menekankan konteksnya.
Sementara itu, Revolusi Industri membuka pintu untuk konsumsi umum, sehingga estetika menjadi ukuran yang dapat dicapai bahkan oleh kelas menengah. Dulunya produk-produk berornamen estetis terbatas dalam lingkup keterampilan yang mahal, menjadi terjangkau melalui produksi massal. Produk-produk sedemikian tidaklah memiliki keindahan dan kejujuran dalam ekspresi dari sebuah proses produksi.
Ketidakpuasan terhadap situasi sedemikian pada awal abad ke-20 melahirkan pemikiran-pemikiran yang mendasari Arsitektur Modern, antara lain, Deutscher Werkbund (dibentuk 1907) yang memproduksi obyek-obyek buatan mesin dengan kualitas yang lebih baik merupakan titik lahirnya profesi dalam bidang desain industri. Setelah itu, sekolah Bauhaus (dibentuk di Jerman tahun 1919) menolak masa lalu sejarah dan memilih melihat arsitektur sebagai sintesa seni, ketrampilan, dan teknologi.
Ketika Arsitektur Modern mulai dipraktikkan, ia adalah sebuah pergerakan garda depan dengan dasar moral, filosofis, dan estetis. Kebenaran dicari dengan menolak sejarah dan menoleh kepada fungsi yang melahirkan bentuk. Arsitek lantas menjadi figur penting dan dijuluki sebagai "master". Kemudian arsitektur modern masuk ke dalam lingkup produksi masal karena kesederhanaannya dan faktor ekonomi.
Namun, masyarakat umum merasakan adanya penurunan mutu dalam arsitektur modern pada tahun 1960-an, antara lain karena kekurangan makna, kemandulan, keburukan, keseragaman, serta dampak-dampak psikologisnya. Sebagian arsitek menjawabnya melalui Arsitektur Post-Modern dengan usaha membentuk arsitektur yang lebih dapat diterima umum pada tingkat visual, meski dengan mengorbankan kedalamannya. Robert Venturi berpendapat bahwa "gubuk berhias / decorated shed" (bangunan biasa yang interior-nya dirancang secara fungsional sementara eksterior-nya diberi hiasan) adalah lebih baik daripada sebuah "bebek / duck" (bangunan di mana baik bentuk dan fungsinya menjadi satu). Pendapat Venturi ini menjadi dasar pendekatan Arsitektur Post-Modern.
Sebagian arsitek lain (dan juga non-arsitek) menjawab dengan menunjukkan apa yang mereka pikir sebagai akar masalahnya. Mereka merasa bahwa arsitektur bukanlah perburuan filosofis atau estetis pribadi oleh perorangan, melainkan arsitektur haruslah mempertimbangkan kebutuhan manusia sehari-hari dan menggunakan teknologi untuk mencapai lingkungan yang dapat ditempati. Design Methodology Movement yang melibatkan orang-orang seperti Chris Jones atau Christopher Alexander mulai mencari proses yang lebih inklusif dalam perancangan, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Peneilitian mendalam dalam berbagai bidang seperti perilaku, lingkungan, dan humaniora dilakukan untuk menjadi dasar proses perancangan.
Bersamaan dengan meningkatnya kompleksitas bangunan,arsitektur menjadi lebih multi-disiplin daripada sebelumnya. Arsitektur sekarang ini membutuhkan sekumpulan profesional dalam pengerjaannya. Inilah keadaan profesi arsitek sekarang ini. Namun, arsitek individu masih disukai dan dicari dalam perancangan bangunan yang bermakna simbol budaya. Contohnya, sebuah museum senirupa menjadi lahan eksperimentasi gaya dekonstruktivis sekarang ini, namun esok hari mungkin sesuatu yang lain.
dikutif dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur
Friday 25 July 2014
Saturday 19 July 2014
Monday 14 July 2014
kuburan penjajah bengkulu
Antara – Selasa, 8 Maret
Bengkulu (ANTARA) – Lebih dari 900 makam kuno ditemukan di sebuah bukit di Desa Tambang Sawah, Kecamatan Pinang Belapis, Kabupaten Lebong, Bengkulu.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lebong Yustin Hendri mengatakan, ratusan makam yang memiliki nisan yang dinomori itu sudah sejak lama diketahui masyarakat, namun jumlahnya tidak diketahui dengan pasti.
“Warga setempat sudah lama tahu di bukit itu ada makam kuno, tapi setelah kami cek ke lapangan ternyata jumlahnya hampir 1.000 makam dan uniknya semua nisan bernomor,” katanya saat dihubungi dari Bengkulu, Selasa.
Uniknya lagi, menurut dia, terdapat satu buah nisan berbentuk salib yang bertuliskan arab gundul.
Saat ini, petugas dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan melakukan pengawasan terhadap ratusan makam yang sudah dibersihkan dari lumut itu.
“Kami sudah melaporkan ke Bupati dan DPRD, selanjutnya dalam waktu dekat akan berkoordinasi untuk menindaklanjuti temuan ini,” tuturnya, menambahkan.
Yustin menuturkan terdapat berbagai versi yang berkembang di masyarakat terkait temuan ratusan makam kuno tersebut.
Sebagian mengatakan, ratusan nisan yang diberi nomor itu merupakan makam para buruh pekerja tambang emas pada zaman Belanda pada 1905-1938.
“Ada juga yang mengatakan makam itu adalah makam orang Belanda karena ada salib tapi bertuliskan huruf arab,” ucapnya.
Untuk meneliti ratusan makam kuno tersebut, pihaknya akan mengundang Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) yang berkantor di Jambi serta Balai Arkeologi Palembang, Sumatera Selatan.
Bengkulu (ANTARA) – Lebih dari 900 makam kuno ditemukan di sebuah bukit di Desa Tambang Sawah, Kecamatan Pinang Belapis, Kabupaten Lebong, Bengkulu.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lebong Yustin Hendri mengatakan, ratusan makam yang memiliki nisan yang dinomori itu sudah sejak lama diketahui masyarakat, namun jumlahnya tidak diketahui dengan pasti.
“Warga setempat sudah lama tahu di bukit itu ada makam kuno, tapi setelah kami cek ke lapangan ternyata jumlahnya hampir 1.000 makam dan uniknya semua nisan bernomor,” katanya saat dihubungi dari Bengkulu, Selasa.
Uniknya lagi, menurut dia, terdapat satu buah nisan berbentuk salib yang bertuliskan arab gundul.
Saat ini, petugas dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan melakukan pengawasan terhadap ratusan makam yang sudah dibersihkan dari lumut itu.
“Kami sudah melaporkan ke Bupati dan DPRD, selanjutnya dalam waktu dekat akan berkoordinasi untuk menindaklanjuti temuan ini,” tuturnya, menambahkan.
Yustin menuturkan terdapat berbagai versi yang berkembang di masyarakat terkait temuan ratusan makam kuno tersebut.
Sebagian mengatakan, ratusan nisan yang diberi nomor itu merupakan makam para buruh pekerja tambang emas pada zaman Belanda pada 1905-1938.
“Ada juga yang mengatakan makam itu adalah makam orang Belanda karena ada salib tapi bertuliskan huruf arab,” ucapnya.
Untuk meneliti ratusan makam kuno tersebut, pihaknya akan mengundang Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) yang berkantor di Jambi serta Balai Arkeologi Palembang, Sumatera Selatan.
dikutif dari
http://penarik.wordpress.com/berita-nasional/
Monday 20 January 2014
makalah arsitektur
MAKALAH
BAHASA INDONESIA
Tentang
ARSITKTUR
ARSITEK S1
KELAS B
NAMA : CADRA
HUSEN
NPM : 120012011
Dosen Pembimbing:
TRI DINA, S.Pd
JURUSAN ARSITEKTUR PROGRAM S1
SEKOLAH TINGGI ILMU TEKNIK TRISULA
BENGKULU
BENGKULU
2012 M / 1433 H
Segala puji dan rasa syukur kami
sampaikan dan hanya milik Allah SWT. Karena dengan rahmat dan karunia-NYA lah
kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini, serta shalawat dan salam kami haturkan
kepada Allah SWT semoga di hadiahkan kepada nabi junjungan kita Muhammad SAW
yang menjadi suritauladan bagi kita semua. Semoga dengan selalu bersalawat
kepadanya kita nanti mendapat syafaatnya di padang ma’syar kelak amin-amin
YaRabbal’alamin.
Selanjutnya kami pemakalah
mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan pemahaman
dan tuntutan kapada kami sebagai pamakalah serta waktu yang telah di tentukan
untuk menyelesaikan tugas dari makalah kami ini. Mudah-mudahan makalah ini
bermanfaat bagi kami yang merangkainya dan bagi kita semuanya dalam melakukan
perkuliahan kita ini.
Akhir kata, kami menyadari masih
banyak terjadi kesalahan dalam penyusunan dan perangkaian makalah ini, maka
dari pada itu, kami mengharapkan kritikan dan saran yang konstruktif dan
inovatif demi meraih yang lebih baik dari apa yang kami sajikan ini dan
perbaikan untuk masa yang akan mendatang.
|
DAFTAR ISI
·
Sampul
·
Kata Pengantar....................................................................................................... 1
·
Daftar isi .................................................................................................................. 2
·
BAB
I
·
Latar belakang........................................................................................................ 3
·
Rumusan masalah ................................................................................................ 3
·
Tujuan ..................................................................................................................... 3
·
manfaat.................................................................................................................... 3
·
BAB
II
·
Pembahasan........................................................................................................... 4
·
pengertian Arsitektur................................................................................................. 4
·
Komponen dallam Arsitektur................................................................................ 4
·
Aturan dalam Arsitektur......................................................................................... 5
·
BAB
III
·
Penutup................................................................................................................... 7
·
Simpulan.................................................................................................................. 7
·
Saran........................................................................................................................ 7
·
Daftar pustaka......................................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Demi meningkatkan kualitas pemahaman
mahasiswa mengenai Arsitektur, dan lebih memperjelas pengetahuan mengenai hal
tersebut, maka kami menyusun makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Arsitektur ?
b. Komponen apa saja dalam Arsitektur
?
c. Ruang lingkup Arsitektur.
1.3 Tujuan
a. Untuk mengerti apa itu Arsitektur
?
b. Mengerti Arsitektur
1.4 Manfaat Penulisan
a. Dapat menjelaskan Arsitektur
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 pengertian
Arsiektur
Arsitektur adalah
seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas,
arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan,
mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan,
arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain
perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses
perancangan tersebut.
2.2 Komponen
dalam Arsitektur
Komponen-komponen yang
terdapat dalam arsitektur/struktur sistem pakar :
1. Antarmuka Pengguna (User Interface)
Merupakan mekanisme yang digunakan oleh
pengguna dan sistem pakar untuk berkomunikasi. Antarmuka menerima informasi
dari pemakai dan mengubahnya ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh sistem.
Selain itu antarmuka menerima dari sistem dan menyajikannya ke dalam bentuk
yang dapat dimengerti oleh pemakai.
2. Basis Pengetahuan
Basis pengetahuan mengandung
pengetahuan untuk pemahaman, formulasi, dan penyelesaian masalah. Komponen
sistem pakar ini disusun atas 2 elemen dasar, yaitu :
Fakta : Informasi tentang obyek dalam
area permasalahan tertentu
Aturan : Informasi tentang cara
bagaimana memperoleh fakta baru dari fakta yang telah diketahui.
3. Akuisisi Pengetahuan (Knowledge
Acquisition)
Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi,
transfer, dan transformasi keahlian dalam menyelesaikan masalah dari sumber
pengetahuan ke dalam program komputer. Dalam tahap ini knowledge engineer
berusaha menyerap pengetahuan untuk selanjutnya ditransfer ke dalam basis
pengetahuan. Pengetahuan diperoleh dari pakar, dilengkapi dengan buku, basis
data, laporan penelitian dan pengalaman pemakai.
Metode akuisisi pengetahuan :
Wawancara : Metode yang paling banyak
digunakan, yang melibatkan pembicaraan dengan pakar secara langsung dalam suatu
wawancara
Analisis protokol : Dalam metode ini
pakar diminta untuk melakukan suatu pekerjaan dan mengungkapkan proses
pemikirannya dengan menggunakan kata-kata. Pekerjaan tersebut direkam,
dituliskan, dan dianalisis.
Observasi pada pekerjaan pakar :
Pekerjaan dalam bidang tertentu yang dilakukan pakar direkam dan diobservasi
Induksi aturan dari contoh : Induksi
adalah suatu proses penalaran dari khusus ke umum. Suatu sistem induksi aturan
diberi contoh-contoh dari suatu masalah yang hasilnya telah diketahui. Setelah
diberikan beberapa contoh, sistem induksi aturan tersebut dapat membuat aturan
yang benar untuk kasus-kasus contoh. Selanjutnya aturan dapat digunakan untuk
menilai kasus lain yang hasilnya tidak diketahui.
4. Mesin/Motor Inferensi (inference
engine)
Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir
dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah.
Mesin inferensi adalah program komputer yang memberikan metodologi untuk
penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam
workplace, dan untuk memformulasikan kesimpulan.
5. Workplace / Blackboard
Workplace merupakan area dari
sekumpulan memori kerja (working memory), digunakan untuk merekam kejadian yang
sedang berlangsung termasuk keputusan sementara. Ada 3 keputusan yang dapat
direkam :
Rencana : Bagaimana menghadapi masalah
Agenda : Aksi-aksi yang potensial yang
sedang menunggu untuk dieksekusi
Solusi : Calon aksi yang akan
dibangkitkan
6. Fasilitas Penjelasan
Adalah komponen tambahan yang akan
meningkatkan kemampuan sistem pakar. Digunakan untuk melacak respon dan
memberikan penjelasan tentang kelakuan sistem pakar secara interaktif melalui
pertanyaan :
Mengapa suatu pertanyaan ditanyakan
oleh sistem pakar ?
Bagaimana konklusi dicapai ?
Mengapa ada alternatif yang dibatalkan
?
Rencana apa yang digunakan untuk
mendapatkan solusi ?
7. Perbaikan Pengetahuan
Pakar memiliki kemampuan untuk
menganalisis dan meningkatkan kinerjanya serta kemampuan untuk belajar dari
kinerjanya. Kemampuan tersebut adalah penting dalam pembelajaran
terkomputerisasi, sehingga program akan mampu menganalisis penyebab kesuksesan
dan kegagalan yang dialaminya dan juga mengevaluasi apakah
pengetahuan-pengetahuan yang ada masih cocok untuk digunakan di masa mendatang
2.3
Aturan-aturan yang
Mengikat Bentuk Arsitektur
Geometri secara Makro
Geometri
merupakan suatu dasar pemikiran akan bentuk, mulai dari bentuk yang ada pada
alam hingga bentuk yang merupakan suatu arsitektur. Namun apakah setiap bentuk
dalam arsitektur pasti terdiri dari elemen geometri? Untuk dapat menjawab pertanyaan
ini, maka sebaiknya dikenal lebih dahulu apa itu yang disebut dengan geometri.
Menurut World Book Encyclopedia, geometri didefinisikan sebagai berikut:
“Geometry
is a branch of mathematics. It involves studying the shape, size, and position
of geometric figures. These figures include plane (flat) figures, such as
triangles and rectangles, and solid (three-dimensional) figures, such as cubes
and spheres ” (The World Book Encyclopedia, 1993)
Dalam
definisi tersebut, dijelaskan bahwa geometri merupakan suatu ilmu matematika
yang sangat terkait dengan bentuk, ukuran, dan pemposisian. Definisi ini sangat
luas, sehingga dengan hanya berpedoman pada definisi ini, maka tiap bentuk
dapat dikategorikan sebagai suatu geometri dan juga terdiri dari elemen geometri.
Josef Muller-Brockmann menjelaskan bahwa dalam geometri: “The proportions of
the formal elements and their intermediate spaces are almost always related to
certain numerical progressions logically followed out” (Elam, 2001: 5).
Menurut
penjelasan tambahan dari Muller-Brockmann, proporsi dari elemen formal dan
ruang dalam geometri selalu terkait dengan perhitungan numerik yang logis.
Sebagai salah satu ilmu matematika, geometri tentunya memiliki aturan-aturan
yang membatasi bentuk yang dimilikinya.
Dengan
sifat bentuk geometri yang terkait dengan elemen numerik dan harus memiliki
suatu bentuk yang logis, maka variasi bentuk pada geometri pun menjadi
berkurang. Objek-objek yang bersifat abstrak, cenderung memiliki bentuk yang
tidak logis dan tidak dapat didefinisikan sebagai bentuk numerik. Hal ini
dikarenakan elemen-elemen pembentuknya tidak terukur. Oleh karena itu
objek-objek ini tidak dapat dikategorikan sebagai bentuk geometri
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
·
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam
merancang bangunan
·
Komponen – komponen dalam arsitektur
·
Antarmuka Pengguna (User Interface)
·
Basis Pengetahuan
·
Akuisisi Pengetahuan (Knowledge
Acquisition)
·
Mesin/Motor Inferensi (inference engine)
·
Workplace / Blackboard
·
Perbaikan Pengetahuan
·
Geometri merupakan suatu dasar
pemikiran akan bentuk, mulai dari bentuk yang ada pada alam hingga bentuk yang
merupakan suatu arsitektur
3.2 Saran
Pemakalah
sangat terbuka dalam hal menerima kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya
mendidik, semoga makalah ini bermanfaat.
DAFTAR
PUSTAKA
Subscribe to:
Posts (Atom)
Belajar Drone / Pelatihan Drone
Pelatihan drone mapping atau implementasi pemanfaatan drone dalam pemetaan, yang diselenggarakan Oleh Bidang Tata Ruang Dinas PUPR-Hub Ka...
-
Rumah Saya D kampung Bundaran kota Di Kampung iko Tapak Padri Bengkulu Sawah Kemumu Waktu Mudik Lewat sawah Kemumu